Ruang belajar begitu sunyi hingga bunyi jam terdengar begitu jelas juga cahaya matahari menyinari jendela di samping begitu terangnya yang menandakan pagi sudah tiba. Ditemani secangkir teh dan kicauan burung membuat pagi ini menjadi lebih indah, setidaknya untuk beberapa orang yang semangat untuk menjalani hari ini.
Setidaknya itulah yang kuharapkan untuk menikmati pagi ini dipenuhi dengan rasa semangat, tetapi itu semua hanyalah mimpi belaka. Hari makin hari aku tidak memiliki semangat hidup karena yang kudapatkan hanyalah kabar buruk dan tidak becusnya rekan kerja mengerjakan tugas yang kuberikan.
Semua rencana yang dibuat menjadi hancur lembur karena ulah rekan kerjaku, bukannya aku tak percaya hanya saja mereka benar-benar buruk di saat yang tidak tepat. Aku tahu semenjak pandemi melanda gaya hidup sebagian besar orang berubah terutama pekerja kantoran di mana mereka bekerja benar-benar work from home saat ini.
Hal tersebut membuat rekan kerjaku merasa kesulitan bekerja penuh di rumah mereka masing-masing keluarga mereka benar-benar mengganggu kenyamanan mereka. Dengan enaknya mereka menyuruh ini itu tanpa memperdulikan keadaan rekan kerjaku saat ini.
Aku menyadari memang itulah resiko jika full bekerja dari rumah, tapi yang kusesali adalah tidak adanya langkah yang mereka lakukan untuk menghindari hal tersebut. Mereka beralasan sudah menggunakan berbagai cara tetapi hasilnya nihil tidak ada perubahan. Benar-benar dibuat sakit kepala aku mendengarnya.
Ya memang aku seharusnya tidak boleh emosi dengan hal tersebut dan mencoba memahaminya, Sayangnya kesabaranku hanya berlangsung selama satu hari saja, kenapa begitu? Yaa tugas yang kuberikan tidak mereka kerjakan dengan benar. Ada yang mengira tugasnya sudah selesai sehingga saat ini dia asik bersantai dan ada juga yang benar-benar kehilangan kabar layaknya penipu yang berhasil menipu mangsanya.
Kini aku semakin terpuruk setelah mendengar kabar kalau salah satu rekanku jatuh sakit. Duh, benar-benar aku merasa hancur dan putus asa. Tidak tahu harus bagaimana, siapapun tolong aku! Aku sudah benar-benar tidak kuat menjalani hari ini. Rasanya inginn terjun dari gedung agar bisa lupa dengan semua ini.
Sekali lagi, siapapun tolong aku..
Aku sudah tak kuat menjalani hidup..
Ingin rasanya bunuh diri saja..
Eits... Ucapan itu doa. Ucapkan yang baik-baik, ya.
BalasHapusSemoga ini bukan narasi pribadi
Narasi pribadi+improv yang terkesan lebay sih itu hehehe ._.
HapusPantesan Kak Siti wanti-wanti, ternyata endingnya membagongkan. Manajemen emosi di saat masalah yang dateng emang rada susah, ya, buat dikendalikan. Tapi itu jadi salah satu cobaan hidup yang bener-bener nguji bahwa berhasil atau belumnya seseorang melalui itu. Emang bukan perkara yang gampang, rasanya kek pengen nampol orang yang bilang, "Sabar, ya." Tapi, lada kenyataannya sabar emang jadi solusi yang harus dijalanin—mau enggak mau. Gapapa karena itu part of life kita, sabar itu lebih baik daripada harus terjun dari atap gedung. Eh boleh deng terjun, terjun payung.
BalasHapussemangatttt!