Memaknai Sebuah Musibah

Sejatinya kita hidup sebagai manusia di bumi ini tak lepas dari ujian, cobaan, dan musibah. Dunia bukanlah tempat untuk bersenang-senang selamanya karena di bumi ini tidak semua bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. Misalnya untuk pergi ke suatu tempat menggunakan kendaraan umum tentu tidak gratis dan kita harus membayar ongkos perjalanan.

Kita harus selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan tentu saja jalan yang ditempuh tak selamanya lurus alias berliku-liku. Sudah jalan berliku terkadang ada saja ujian yang menghalangi kita untuk terus berjalan. Apakah itu dirasakan semua manusia? Jelas dirasakan semuanya.

Ujian yang kita rasakan banyak bentuknya dimulai dari cobaan yang berarti untuk melewati jalan tersebut ada sesuatu yang harus kita kerjakan agar bisa melewatinya atau berupa penundaan yang berarti kita sudah di jalan yang benar tetapi untuk mencapai tujuan tersebut saat ini bukan momennya, bisa jadi kita disuruh bersabar atau harus melewati jalan lain agar.

Selain itu bentuk ujian yang bisa dirasakan adalah musibah, suatu kejadian menyedihkan yang menimpa. Seperti saat kita berangkat bekerja di perjalanan tiba-tiba mengalami kecelakaan, itu baru namanya musibah.

Musibah sendiri memiliki banyak makna yaitu sebagai ujian, peringatan, atau azab atas dosa yang pernah kita perbuat. Musibah berasal dari bahasa Arab ashaba yang berarti mengenai, menimpa, atau membinasakan. Sayangnya ketika musibah datang bukannya intropeksi diri malahan kebanyakan dari kita mengutuk musibah tersebut dan menganggap musibah sebagai penghalang kesuksesan kita.

Padahal dengan adanya musibah kita bisa intropeksi diri atau mengambil suatu pelajaran. Bisa jadi hal yang kita lakukan itu benar tetapi caranya salah atau menjadi suatu teguran atas kesalahan yang pernah kita perbuat. Oleh karena itu musibah menjadi ajang yang bagus untuk memperbaiki diri sendiri.

Lalu jangan pernah menyalahkan siapapun ketika musibah menimpa termasuk kepada Tuhan karena akan terkesan kita tidak mau menerima kenyataan bahwa hidup itu memanglah pahit (kalau manis itu gula). Dari pada marah-marah tidak jelas lebih baik kita berlapang dada agar kuat menjalankan hidup.

Jangan lupa untuk selalu berdoa agar selalu diberikan kebaikan atas segala apapun yang terjadi pada kita dan yang terpenting tetap melakukan sebaik mungkin tanpa memikirkan hasilnya.

Semoga dengan adanya musibah kita menjadi pribadi yang lebih sabar dan lebih baik ya.

6 komentar

  1. Ada yang diuji dengan kesenangan. Ada yang diuji dengan musibah. Ujian tiap orang memang beda-beda, tapi pasti dapat gilirannya masing-masing.

    BalasHapus
  2. Aamiin, dengan adanya ujian dan musibah bisa jadi ajang buat kita untuk instrospeksi diri untuk menjadi orang yang lebih ke depannya.

    Btw, ciyeeee, opening-nya udah epikkkk.

    BalasHapus
  3. Aamiin..

    Tidak akan pernah merugi orang yang sabar.

    BalasHapus
  4. Sejatinya hidup sendiri adalah runtutan dari masalah ya kak. Mudah2n, seperti kata kakak, runtutan masalah menjadi sebuah challange untuk kita menjadi lebih baik lagi.

    BalasHapus
  5. Memaknai musibah bukan sebagai sebuah penghalang tp sebagai chalange untuk kita bisa menjadi lebih baik lagi.
    Great kak!!

    BalasHapus
  6. Anggap saja musibah itu cara kita buat berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya

    BalasHapus