Menghadapi Ketidakberuntungan

Hujan, kejadian di mana air turun dari langit sebagai tanda Tuhan memberikan anugrah-Nya. Mulai dari rintik-rintik kecil hingga deras, bahkan ada juga hujan es. Hujan bisa menjadi kabar bahagia, namun bisa juga menjadi kabar duka.

Aku bersiap-siap untuk pulang ke rumah, motor kupanaskan, helm kukenakan, dan tidak lupa mengisi bensin. Langit terlihat mendung dan aku cuek saja karena laporan cuara yang biasa kubaca mengabarkan hari ini hanya mendung saja.

Jalanan begitu ramai, maklum sudah waktunya orang-orang pulang kerja. Saking ramainya, jalan sepanjang satu kilometer  terdapat banyak kendaraan menumpuk dan tidak bisa bergerak sama sekali dikarenakan adanya perbaikan pada sebagian jalan.

Sebenarnya macet bukan masalah besar buatku karena sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia, mau sebagus apapun jalannya pasti ada saja macetnya. Yang jadi masalah adalah ketika macet lalu turun hujan. Itu adalah hal yang tak bisa ku antisipasi.

Karena jalanan masih macet dan mendung, aku menjadi khawatir takut hujan karena aku tidak memakai jas hujan sama sekali, sedangkan pengendara motor disekitar beberapa ada yang mengnakan jas hujan. Tapi lagi-lagi aku cuek akhirnya karena mengingat berita perkiraan cuaca yang tadi pagi kubaca.

Tiba-tiba air turun dari langit yang berawal dari gerimis hingga menjadi hujan yang cukup deras sehingga cukup untuk membubarkan kendaraan yang ada di tengah jalan dan mulai berkumpul di pinggir jalan. Aku yang kebingungan pun akhirnya memutuskan untuk melaju karena tidak ada tempat di bahu jalan untuk berhenti. 

Sepanjang jalan benar-benar banyak pengendara motor yang berhenti di bahu jalan untuk berteduh sehingga aku kebingungan harus berhenti di mana karena haru sudah malam dan aku sudah mulai basah kuyup diguyur hujan, segar sih segar tapi kalau malam udaranya itu dingin sekali sampai-sampai di jalan aku menggiggil sambil menggetarkan gigi.

Akhirnya aku menemukan minimarket indojuni yang tempat parkirnya kosong dan langsung berhenti kemudian menyelamatkan barang yang masih bisa diselamatkan dan mengenakan jas hujan. Lanjutlah aku jalan menuju rumah dan yang membuatku kesal adalah ketika aku sudah mengenakan jas hujan, tiba-tiba hujan pun berhenti -_-.

Begitulah hidup disaat kita sudah mempersiapkan segala sesuatu hal yang dikhawatirkan tidak kunjung terjadi, ketika tidak mempersiapkan apapun hal yang dikhawatirkan malah datang secara beruntun.

2 komentar

  1. Bacanya ngakak wkakakkw related banget sih sama masalah pas udah dipake eh malah udahan ujannya. Sama kek ngejemur baju, pas mendung buru-buru angkat jemuran, udah tuh ya, abis itu ditungguin lah ga ujan-ujan bahkan panas lagi. Ya udah tak jemur lagi kan sambil kesel. Pas udah kejemur ujannspng. :" Tapi emang dari hal sederhana kek begitu kita belajar buat sabar-sabar diri, sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, hal sekecil itu saja ada pelajaran yang bisa kita ambil.

      Hapus