Ketika Pengguna Menyulitkan Siapapun

Zaman sekarang adalah zaman serba mudah di mana kita hanya perlu menggerakan jempol kita maka apa yang kita inginkan akan datang dengan sendirinya. Misal kita malas berbelanja di pasar karena terlalu ramai dan jarak yang ditempuh cukup jauh, maka kita tinggal memesan secara online dan pesanan kita akan tiba dengan sendirinya, sungguh mudah bukan?

Begitu banyak manfaat yang bisa kita rasakan ketika segalanya bisa diakses secara online seperti tidak perlu repot-repot mengantri, bisa dilakukan di manapun selama memiliki akses internet, bisa melihat alternatif pilihan yang tersedia dalam satu waktu dan terkadang menawarkan harga yang lebih murah dibanding saat membeli langsung.

Walau segalanya menjadi mudah untuk diakses terkadang membuat pengguna menjadi malas, maksudnya mereka hanya mau terima jadi tanpa membaca syarat dan ketentuan yang berlaku. Ketika bermasalah alih-alih mengakui kesalahannya mereka justru menyalahkan aplikasinya karena tidak memberi keterangan dengan jelas. Benar-benar menggambarkan penggguna yang maunya hanya terima jadi. 

Hal serupa sering terjadi ketika menggunakan jasa ojek online, salah satu layanan transportasi yang saat ini banyak digunakan masyarakat. Sebelum menjelaskan masalah yang ada mungkin akan kujelaskan gambaran secara umum bagaimana ojek online bekerja. Ojek online biasa digunakan untuk mengantarkan penumpang ke lokasi yang dituju dan bisa dipesan secara online melalui aplikasi. 

Selain itu bisa digunakan untuk memesan makanan, mengirim barang, sampai berbelanja. Daya tarik dari layanan ini adalah banyaknya promo dan diskon yang menarik, apalagi untuk pengguna baru di mana diskon yang ditawarkan hampir mencapai 90% yang berarti uang yang akan dikeluarkan menjadi lebih sedikit. Menarik bukan?

Lalu apa masalahnya? Bukankah itu bagus? Iya bagus untuk menarik banyak pelangan. Hal yang akan kubahas ini dari sisi pengguna yang sering aku temui di manapun dan cukup menyebalkan. Begini, untuk menggunakan layanan yang disediakan ojek online kita harus mencantumkan posisi kita saat ini. 

Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan driver untuk mencari kita dan driver juga menggunakan aplikasi Maps untuk mengetahui posisi kita lebih akurat. Bagus sih, namun ada kalanya posisi kita tidak sepenuhnya akurat pada Maps. Hal tersebut bisa jadi menyulitkan driver untuk mencari lokasi pengguna apalagi jika baru pertama kali ke daerah tersebut.

Aku menyayangkan sikap para pengguna ketika tahu driver terlambat datang karena mencari lokasi yang cukup sulit mereka langsung marah-marah merasa kinerja driver tidak becus. Padahal, pengguna juga memiliki kesalahan, yaitu tidak menjelaskan dengan detail posisi mereka saat ini. Alhasil memakan waktu lebih lama dan semua jadi berantakan. 

Maksudku ayolah, kan sudah menggunakan smartphone saat ini masa penggunanya tidak smart. Jelas-jelas pada aplikasi ketika memilih lokasi kita saat ini ada kolom keterangan yang berguna untuk memberi informasi tambahan mengenai lokasi mereka saat ini. Jangan mau enaknya saja habis pesan langsung tunggu datang tanpa memperdulikan keadaan si driver, memang konsumen itu raja tetapi harus pintar juga dalam menggunakannya. Jangan apa-apa menyalahkan driver, bisa jadi itu memang murni kesalahan pengguna.

Pihak perumahan juga salah menurutku sudah tahu kalau kawasan mereka sering didatangi ojek online tetapi mereka tidak membuat penanda keterangan jalan untuk memudahkan driver mencari lokasi. Jujur aku kasihan sama driver yang kebingungan mencari alamat, apalagi tidak bisa bantu karena tidak familiar dengan kawasan tersebut. Dengan adanya penanda keterangan jalan akan saling menguntungkan driver dan pengguna, dari driver bisa mencari lokasi lebih cepat sedangkan dari pengguna tidak harus menunggu lama.

Karena itulah, kita sebagai pengguna harus pintar dan bijak menggunakan jasa yang tersedia supaya tidak menyulitkan siapapun termasuk kita sendiri. Yuk jadi pengguna yang smart.

Posting Komentar