Matematika & Pendidikan Matematika : Serupa Tapi Tak Sama

"Dek, kuliahnya ambil jurusan apa?"

"Matematika Pak."

"Oh, kalau lulus kerjanya nanti jadi guru ya?"

Pertanayaan tersebut sering aku dapati ketika berbicara tentang perkuliahan dengan orang-orang sekitar. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa orang yang masuk jurusan Matematika itu adalah orang yang sangat pintar dan saat lulus langsung jadi guru, iya bener kok jadi guru, guru privat kan?

Nyatanya saat ini tidak semua orang bisa jadi guru di bangku sekolah, untuk menjadi guru paling tidak harus lulusan dari jurusan keguruan seperti Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, dan lain-lain selama dari fakultas keguruan. Kalau dahulu lulusan fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) bisa mendaftar menjadi guru melalui tes CPNS. Untuk saat ini tidak bisa (seingatku seperti itu, mohon dikoreksi ya kalau salah).

Sebentar, tadi kalau tidak salah aku menulis Pendidikan Matematika ya? Jurusan apa itu? Apa bedanya dengan jurusan Matematika yang berasal dari FMIPA? Secara umumnya kedua jurusan sama-sama belajar matematika, Namun, jurusan Matematika dan Pendidikan Matematika itu bisa dibilang "serupa tapi tak sama" karena memiliki beberapa perbedaan yang cukup jelas.

Pertama, dari gelar yang didapat mahasiswa Matematika mendapatkan gelar S,Si (Sarjana Sains) atau S.Mat (Sarjana Matematika) tergantung kebijakan kampus mau menggunakan gelar yang mana. Berbeda dengan mahasiswa Pendidikan Matematika mendapatkan gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan).

Kedua, mata kuliah yang dipelajari tidak sepenuhnya sama. Jurusan Matematika mempelajari matematika secara utuh dari awal hingga akhir, bisa dibilang bahwa jurusan Matematika dari FMIPA ini adalah matematka murni. Mahasiswa di sana mempelajari matematika dari dasar hingga lanjut misalnya Kalkulus 1, Kalkulus 2, dan Kalkulus 3. 

Berbeda dengan Pendidikan Matematika, di sana memang mempelajari ilmu matematika juga tetapi yang dipelajari hanya yang digunakan saat di bangku SMP maupun SMA. Selain itu juga mempelajari tentang pendidikan dan pengajaran seperti micro teaching, Pengenalan Lapangan Kesekolahan, dan Psikologi Pendidikan. 

Ketiga, bidang pekerjaan yang digeluti pun berbeda. Lulusan Matematika berfokus pada penerapan ilmu yang mereka pelajari di perusahaan seperti badan statistik atau menjadi analis di perusahaan-perusahaan. Sedangkan Pendidikan Matematika berfokus pada mencetak tenaga pengajar di bangku sekolah menengah maupun atas. Bisa juga menjadi peneliti di bidang pendidikan dimulai menjadi asisten.

Selain itu karena berfokus pada menciptakan tenaga pengajar, lulusan Pendidikan Matematika bisa melakukan pengembangan media dan teknologi pembelajaran untuk menunjang minat belajar anak-anak. Kita tahu bahwa matematika itu memang sulit dan banyak yang tidak suka, maka dari itu dibutuhkan media pembelajaran yang menarik.

Apakah lulusan Matematika bisa menjadi tenaga pengajar? Tentu bisa, mereka harus menempuh jenjang S2 agar bisa mendaftarkan diri menjadi dosen di kampus. Hal tersebut juga berlaku untuk lulusan Pendidikan Matematika ketika ingin menjadi dosen. Jadi, masih ada harapan untuk lulusan Matematika menjadi tenaga pengajar. 

Pada akhirnya meski kedua jurusan di atas memiliki learning path yang berbeda, mereka tetap mempelajari satu ilmu yang sama, yaitu matematika. 

3 komentar

  1. Mungkin kalo jurusan pendidikan matematika ada kajian tentang microbteaching, metode pembelajaran dan psikologi kali ya, seperti jurusan pendidikan lainnya. Sukses Abah untuk kuliahnya.

    BalasHapus
  2. Wahh baru tahu sih perihal ini, memang stereotifnya kalau matematika pasti jadi guru ya? Disini juga begitu soalnya, untung baca postingan ini😁

    BalasHapus
  3. Dulu aku juga mikir matematika dan pendidikan matematika itu sama gitu, ternyata setelh dijelaskan beda gitu.

    BalasHapus