Misteri Idul Adha

Idul Adha, hari di mana orang-orang menikmati makanan olahana daging qurban. Mulai dari sate hingga sop, semua orang begitu menikmatinya. Biasanya tahun ke tahun kami selalu mendapatkan daging kurban, kenapa tahun ini tidak dapat? Apa penyebabnya? Kami pun terheran-heran.

Satu jam kita terdiam kaku berpikir kenapa sampai sekarang masih belum dapat kiriman daging, padahal kami sudah menyiapkan semua bahan tambahan hingga peralatannya. Karena penasaran akhirnya kucoba untuk keluar sambil berkeliling mencari informasi. 

Di luar begitu sepi tak ada siapapun, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Rumah-rumah berjajaran bak sepi bagaikan rumah hantu yang sudah lama tak dihuni. Ada yang aneh, rumah itu tidak bisa disebut sebagai rumah hantu, kaarena rumah tersebut keadaannya masih layak huni dan tidak memiliki aura yang mencekam setidaknya buatku. Akhirnya, aku mencoba lanjut berjalan menuju masjid yang merupakan tempat biasa saat pemotongan hewan qurban.

Selama perjalanan rasanya aneh sekali, semakkkin ku jalan rasanya semakin jauh. Seharusnya lima menit dari perumahan tadi sudah sampai, ini kok sudah hampir satu jam tidak sampai-sampai? Apa aku salah jalan? Rasanya ada yang aneh, tetapi aku yakin kalau ini jalan yang benar. Iya jalan yang benar.

Semakin dekat rasanya semakin menakutkan dan aku tidak tahu apa itu tetapi yang pasti aku merasa ada sesuatu yang berbahaya di sana. Demi daging aku akan terus berjuang, kapan lagi aku bisa makan olahan daging seperti ini? Aku tidak ingin mengecewakan orang rumah!

Sesampainya di sana aku malah tambah heran, di sana tidak ada tanda-tanda kehidupan. Anehnya adalah di sana terdapat bekas bercak darah yang cukup banyak dan bekas bambu tancap untuk mengikat tali hewan qurban. Bau darahnya begitu segar hingga aku yakin ini darah bekas sembelih, tetapi kenapa sekarang di sini sepi sekali?

Tiba-tiba aku mendengar suara raungan hewan yang cukup keras dan menyeramkan hingga membuat aku tak berani menoleh kebelakang tetapi sumber suara itu benar-benar ada di belakangku. Kucoba memutar badan, benar saja itu adalah sapi dengan leher yang sudah tergorok dan darah yang mengalir begitu derasnya dari bekas sembelih itu.

Kuterdiam, tak bisa bergerak sama sekali. Aku ingin lari! Tiba-tiba sapi itu datang menghampiriku dengan cepat seperti ingin menyeruduk dan akupun berteriak sekencang-kencangnya karena takut. Tiba-tiba saat sapi sudah di depan mata segalanya menjadi putih. Akupun membuka mata dan tahu-tahu sudah ada di tempat pemotongan hewan qurban, tetapi saat itu ada banyak hewan dan warga sekitar.

Bingung, itulah yang kursakan, apa yang sebenarnya terjadi? Hingga salah satu temanku memberi tahu bahwa sebenarnyaa aku jatuh pingsan saat melihat sapi sedang disembelih dan mengeluarkan banyak darah. Aku terdiam, ingin menangisi diri ini yang ternyata masih tidak kuat melihat darah...

1 komentar

  1. hampir sama seperti ku, aku tuh paling nggak bisa lihhat hewan disembelih di depan mata ku, nggak tau kenapa rasanya kek seram ajah gitu.

    BalasHapus