Terpuruk

Terpuruk, itulah yang kurasakan saat ini. Begitu banyak pikiran menghantui isi kepala sampai-sampai aku tak berdaya dibuatnya. Kali ini aku benar-benar kehilangan semangat, sampai-sampai aku tidak bergairah untuk melakukan apapun.

Tekanan dari orang rumah juga ikut andil dalam keterpurukan ini, bagaimana tidak setiap hari selalu ditanya kapan aku bisa lulus dari bangku kuliah yang sudah kujalani hampir 4 tahun. Mereka mendesak seolah-olah menyuruhku untuk cepat-cepat mencari pekerjaan demi membantu perekonomian keluarga, karena usia orang tuaku sudah tidak muda lagi sehingga harus aku yang menggantikannya.

Sebenarnya tidak masalah jika mereka memberi saran yang membantu atau paling tidak menyemangati, tetapi jika yang kuterima hanyalah permintaan saja bagaimana aku bisa semangat? Menghubungi pembimbing saja mati-matian karena menunggu balasan saja sudah bikin badmood, ini ditambah pertanyaan yang sama terus-menerus tanpa dukungan. Sudahlah aku benar-benar lelah.

Memang mungkin salahku yang tidak mengambil sisi positif dari kata-kara orang tuaku dan jarang berkumpul dengan mereka. Jadinya aku sulit berpikir positif dari setiap kata-kata mereka. Yah, mungkin sudah seharusnya aku sebagai anak mulai dekat dengan mereka.

Aku berniat untuk mengistirahatkan diri untuk mengumpulkan semangat dan mengembalikan kondisi tubuh menjadi lebih prima. Sudah beberapa hari belakangan ini waktu tidurku berkurang karena mengerjakan skripsi hingga larut malam untuk mengejar target wisuda dua bulan lagi. Hal itu membuat tubuhku drop sehingga aku tidak kuat melakukan apa-apa.

Semua niat itu kandas lantaran aku tidak bisa berhenti memikirikan nasib skripsiku yang tak kunjung usai. Orang tua juga menjadi salah satu alasan yang membuatku untuk tetap menyelesaikan skripsi, meski aku kesal dengan mereka aku ingin sekali membalas kebaikan mereka. Ya sebagai anak sudah seharusnya berbakti kepada orang tua bukan?

Aku berharap semua masalah ini cepat selesai. Sungguh ini semua benar-benar membuatku muak sekaligus sebal karena merasa benar-benar tak berdaya menghadapi masalah seperti ini. Iri dengan teman-temanku yang bisa menyelesaikan skripsi padahal mereka lebih sibuk dariku. Semoga jiwa raga ini kuat menyelesaikan tugas yang tersisa.

3 komentar

  1. Jangan lupa buat menghirup udara segar, sekedar jalan-jalan atau melihat langit yg luas.
    Memang di posisi ini tuh rawan. Sebisa diri menyemangati sendiri. Semangt!!

    BalasHapus
  2. Enggak gampang buat ada di titik terendah, tekanan di mana-mana, sementara kita ga dapet apa yang kita butuhkan. Ketika orang lain cuma bisa menuntut tanpa memberikan support yang semestinya. Kesannya mungkin kayak klise atau kesel kalo dibilang sabar ya, tapi lagi-lagi di posisi itu ga mudah. Maybe you need crying on your own, gapapa juga biar lega. Take your time, mungkin kamu butuh cerita ke temen deket kamu biar plong. Yang harus kamu lakuin cuma jalanin dan jalanin, ga gampang tapi Allah bersama orang-orang yang sabar buat ngadepin Makassar.

    Semangat!! Cepet pulih biar bisa ramein grup lagi. ^^

    BalasHapus
  3. Halo Reza. Semoga saat membaca komentar ini, kamu sedang baik-baik saja, ya.
    Aku tau banget gimana rasa capeknya, bahkan pernah sampai nangis berhari-hari. Tapi ingatlah ini "permintaan orang tua cuma 1, kita lulus tepat waktu. Masalah skripsweet ini jalan ditempat terus, gpp, yang penting kita tetap bergerak. Sama seperti mengayuh sepeda, capek, lelah, lambat jalannya, tapi endingnya sampe kan?. Tetap semangat ya. Cari lah org terdekat yg bisa sllu menemanimu. Itu juga penting, biar kitanya tetap waras.. Sehat selalu ya Reza..

    BalasHapus