Ketika Aku Menjadi Blogger


Ada dua kemungkinan kenapa orang melakukan sesuatu. Pertama karena keinginan dari diri sendiri dan yang kedua karena ajakan atau ikut-ikutan teman. Nah, kemungkinan kedua ini pasti sering ditemui mulai dari memilih menu di tempat makan sampai memilih sekolah yang dituju ketika lulus. Dibilang aneh enggak juga sih rasanya itu hal yang wajar bagi siapapun apalagi jika itu adalah pengalaman pertama kali.  Ya, paling siap-siap aja dibilang gak punya pendirian semisal masih ngikutin teman. Meski begitu gak ada salahnya untuk cari inspirasi dari orang lain dan kita ikutin langkah-langkahnya.

Nyatanya kemungkinan kedua ini menjadi penyebab aku untuk mulai ngeblog, iya karena ajakan teman. Saat itu temanku memberitahu bahwa ODOP (One Day One Post) sedang membuka pendaftaran untuk peserta baru batch ke sepuluh. Kukira awalnya ODOP ini semacam tantangan untuk menulis satu tulisan setiap harinya, kucoba cari tahu ternyata bukan sembarang tantangan melainkan sebuah komunitas menulis. 

Jujur aku jarang banget lihat komunitas menulis di sosial media kalaupun ada yang berbau menulis pun tidak jauh dari lomba atau tantangan. Bisa jadi saat itu ketertarikanku bukan pada menulis sehingga algoritma jarang menampilkan postinga seputar menulis. Akhirnya aku coba tanya-tanya bagaimana sih di ODOP dan untungnya temanku menjelaskan cukup detail apa yang bisa aku dapatkan ketika menjadi anggota ODOP. Untuk sebuah komunitas menulis bisa dibilang ini paket komplit sih karena-karena mau ikut kelas manapun akan dibimbing dari awal.

Saat itu ingin sih ikut coba daftar tapi aku ragu karena menulis tuh bukan gue banget rasanya. Dari dulu aku kurang suka menulis karena itu merepotkan apalagi kalau udah berkutat sama KBBI, duh rasanya ingin jauh-jauh dari itu. Setelah beberapa hari berpikir akhirnya aku memutuskan untuk coba daftar, hitung-hitung nambah softskill lah ya. 

Kalau ditanya kenapa aku akhirnya mau menulis di blog itu awalnya ingin membiasakan diri untuk menulis. Pada saat itu aku masih mengerjakan skripsi dan revisi yang kudapat sebagian besar karena tulisanku yang masih jelek , sehingga aku berpikir dengan rajin menulis blog maka akan lebih mudah aku dalam menulis skripsi. Ya skripsi menggunakan bahasa yang baku sih berbeda dengan blog yang bisa menggunakan bahasa sesuka hati tetapi yang kuinginkan adalah terbiasa untuk menulis sehingga akan lebih cepat merangkai kata demi kata menjadi kalimat yang indah juga enak dibaca. (nggak tahu sih saat ini apakah sudah enak dibaca atau belum, tetapi aku merasa lebih mudah menuangkan ide yang ada di kepala)

Blog juga menjadi wadah untuk aku menyampaikan opini atau keluh kesah dari suatu kejadian yang ada di sekitarku. Setidaknya aku bisa menuangkan segala emosi yang ada tanpa harus memendam semua perasan di dalam hati, jujur ga enak menahan semua emosi bukannya tenang malah makin pusing. Apalagi sudah dua tahun sejak pandemi Covid 19 muncul sangat jarang sekali aku berinteraksi secara langsung dengan orang-orang sehingga membuat emosiku benar-benar tidak karuan. Dari semua itu menulis menjadi satu-satunya jalan keluar untuk emosi yang terpendam ini.

Dari semua itu aku ingin menjadi blogger karena ingin membuat blog sebagai sebuah legacy atau peninggalan. Maksudnya adalah apa yang aku tulis saat ini siapa tahu di masa depan akan berguna untuk pembaca yang mengalami hal serupa tetapi tidak tahu harus apa, karena menghadapi semuanya sendiri itu berat. 

Akhir kata semua orang memliki alasan masing-masing untuk menjadi blogger, tetapi satu hal yang pasti adalah menulis masih menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan masing-masing blogger.

2 komentar

  1. Semoga tetap semangat ngeblog ya kak

    BalasHapus
  2. Semangat ngeblognya kak, semoga tercapai apa yang diinginkan.

    BalasHapus