Zona Nyaman, Bertahan atau Keluar?

Nyaman, satu kata yang sering kita rasakan ketika sudah menemukan hal yang membuat kita merasa tenang walau dihadapi dengan berbagai rintangan. Merasa nyaman membuat kita saat mengerjakan suatu hal tidak perlu mengeluarkan kemampuan dengan maksimal karena hasil yang didapat tidak akan menimbulkan resiko sama sekali.
Apakah itu wajar? Ya, tentu saja wajar apalagi di zaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang kulihat ketika mengerjakan sesuatu hanya berpikir yang penting apa yang dikerjakan bisa selesai dan tidak memiliki kekurangan sekali. Oleh karena itu berada di zona nyaman membuat sebagian besar orang-orang yang kukenal bisa bertahan lama di karir yang mereka jalani. Pilihan mereka tidak salah apalagi di zaman sekarang yang serba susah terutama mencari pekerjaan, rasanya lebih kejam dari seleksi masuk kuliah karena memang saingannya benar-benar banyak.  

Melihat hal tersebut membuatku bertanya kepada diri sendiri akan dua hal. Pertama, apakah bertahan di zona nyaman adalah langkah terbaik untuk saat ini? Kedua, kenapa orang-orang enggan untuk keluar dari zona nyaman? Kedua pertanyaan ini benar-benar membuatku bingung, karena jika terlalu lama berada di zona nyaman kita tidak akan bisa berkembang dan akan tertinggal dengan orang-orang yang berani melangkah. Di tambah saat ini secara tidak langsung kita dituntut untuk menguasai banyak hal agar bisa bertahan, terutama dalam mencari pekerjaan.

Apakah bertahan di zona nyaman adalah langkah terbaik untuk saat ini?


Aku berpikir bahwa pertanyaan ini sebenarnya tergantung dari perspektif masing-masing orang, karena keadaan setiap orang itu berbeda. Mereka yang memilih bertahan bukan berarti payah atau tidak berani mengambil langkah baru, tetapi mereka memiliki prioritas yang harus diutamakan untuk tetap bertahan. 

Misalnya, ada seorang karyawan yang sudah bekerja di perusahaan A selama 10 tahun dengan gaji yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya. Semua itu membuat dia merasa bosan karena melakukan pekerjaan yang monoton. Kemudian dia menemukan pekerjaan baru yang menarik dan ingin melamar meskipun gaji yang didapat lebih sedikit dari yang sekarang sehingga memiliki resiko semua kebutuhan tidak akan terpenuhi. Mau tidak mau ia harus tetap bertahan dengan pekerjaan yang sekarang meski membosankan tetapi gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhannya. 

Dari contoh di atas kita bisa tahu bahwa keluar dari zona nyaman itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, harus memikirkan segala macam kemungkinan yang terjadi dan siap menghadapi segala resikonya ketika tidak berjalan sesuai ekspetasi. Memilih bertahan bukanlah kesalahan yang fatal justru menandakan bahwa sebenarnya kita sadar akan batasan yang kita miliki saat ini.

Kenapa orang-orang enggan untuk keluar dari zona nyaman?


Banyak alasannya sih kalau ini, salah satunya adalah jawaban pada pertanyaan sebelumnya yaitu keadaan yang memaksa. Selain itu, terkadang orang sudah terlanjur nyaman di dalam zona nyaman sehingga merasa cukup akan apa yang dijalaninya saat ini dan rasa malas pun menjadi hambatan utama untuk mempelajari sesuatu yang baru.

Rasa takut menjadi salah satu masalah terbesar bagi orang-orang yang ingin keluar dari zona nyaman. Mereka takut akan kegagalan sehingga tidak berani untuk mencoba, padahal kalau belum dicoba ya gak akan tahu bagaimana hasilnya. Kalau dipikir-pikir rasa takut itu muncul karena kita tidak mempersiapkan segala hal dengan matang, sehingga saat menemukan masalah sekecil apapun membuat panik setengah mati.

Tidak siap menghadapi suatu perbedaan yang signifikan juga termasuk rasa takut ketika meninggalkan zona nyaman yang membuat mereka enggan untuk melangkah. Padahal harus kita hadapi dengan rasa percaya diri dan yakin bahwa ini adalah langkah yang benar untuk mengupgrade diri menjadi lebih baik. 

Nah, maka dari itu keluar dari zona nyaman bukanlah seuatu hal yang harus ditakuti asalkan tahu apa yang harus dilakukan dan selalu berpikir positif. Anggaplah rasa takut yang muncul itu sebagai suatu ilusi dari pikiran kita sendiri, dengan begitu kita tidak akan dihantui oleh rasa takut itu sendiri.  

4 komentar

  1. Zona nyaman emang melenakan kakak...

    BalasHapus
  2. Stay atau memilih keluar dari zona nyaman punya plus minusnya sendiri sih. Kayak mesti survive untuk konsisten dan survive untuk beruasa dan berproses lebih lagi ketika memilih untuk keluar dari zona nyaman. Tinggal gimana kitanya aja, kadang-kadang ada orang yang enggak mau keluar zona nyaman karena memang takut aja, padahal dia aja belum nyoba wkwkkw. Kayak, kita enggak bisa berkembang kalau enggak mencoba hal baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget. Mereka enggak mau keluar zona nyaman kalau ga karena takut ya karena ada sesuatu yang harus dipertahankan saat ini.

      Hapus