Membangun Habits Saat Merantau: Kunci Hidup Ketika Jauh dari Kampung Halaman


Merantau, salah satu hal yang sudah biasa terjadi di sini. Entah untuk mengenyam pendidikan atau untuk bekerja mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Merantau selalu identik dengan meninggalkan kampung halaman yang cukup jauh sehingga para perantau dipaksa untuk hidup sendiri. Tentunya hidup sendiri dan hidup bersama keluarga atau orang rumah memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah harus menyiapkan semuanya sendiri.

Menjadi perantau bukan hanya sekedar tinggal sendiri lalu makan, mandi, tidur, repeat dan seterusnya. Akan tetapi harus mengatur segala sesuatu yang ada seperti orang tua kita ketika mengurus rumah. Mulai dari mencuci baju, menyetrika baju, membersihkan ruangan, mengatur keuangan, dan masih banyak lagi yang tak bisa kujelaskan. 

Oleh karena itu banyak hal yang harus dilakukan ketika tinggal sendiri dan jauh dari keluarga, ada beberapa kebiasaan atau habits yang bisa dibangun untuk mempermudah hidup kita ketika merantau. Mungkin untuk pertama kali akan terasa berat dan merepotkan, akan tetapi seiring berjalannya waktu akan terbiasa dan menemukan temponya sendiri. Namanya juga membangun habits baru, pasti ada saja halangannya.

Berikut beberapa habits yang bisa digunakan saat merantau:

Manajemen Waktu

Merantau sering kali melibatkan tuntutan waktu yang berbeda dan tanggung jawab baru. Apalagi untuk beberapa orang ketika merantau maka dia akan merasa bebas karena tidak ada yang menegur sama sekali ketika pulang kemalaman atau bangun kesiangan. Oleh karena itu, manajemen waktu harus dilakukan denga bijak agar dapat memenuhi semua kewajiban, baik itu dalam studi, pekerjaan, atau kegiatan sosial. 

Buatlah jadwal yang teratur, tentukan prioritas, dan jangan ragu untuk mengatur waktu istirahat yang cukup. Bisa dimulai dari membuat jadwal harian atau mingguan untuk pertama kali dan juga buat rencana cadangan apabila ada suatu hal di luar kuasa.

Menyusun Pengeluaran dan Pendapatan

Karena sekarang sudah hidup sendiri, maka sebagai perantau harus pintar mengatur keuangan supaya uang tidak cepat datang dan pergi oh begitu saja (loh kok malah nyanyi). Belajar menyusun pengeluaran dan menabung akan membantu mengelola uang dengan bijak. Dengan menyadari total pengeluaran dan pendapatan yang dimiliki, bisa memperkirakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang keinginan. 

Musuh utama dalam membiasakan kegiatan ini adalah impulsif atau lapar mata, yaitu kondisi di mana kita tertarik untuk membeli saat itu juga. Hal ini dipengaruhi karena pada saat itu kita sedang memegang uang yang cukup banyak dan merasa aji mumpung. Maksudnya adalah kapan lagi bisa kesampaian membeli hal tersebut. Nah, jangan sampai begitu yaa! Tidak baik dan yang ada malah jadi kebiasaan buruk. 

Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

Merantau dapat menimbulkan tekanan fisik dan mental untuk siapa pun yang tidak terbiasa. Apalagi yang gampang banget homesick. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan agar pikiran tetap fresh dan bisa berpikir secara jernih apabila menghadapi masalah. Membangun kebiasaan hidup sehat bisa dilakukan seperti berolahraga secara teratur, menjaga pola makan seimbang, dan mengelola stres. Jangan ragu untuk mengunjungi psikolog apabila mengalami gangguan kesehatan mental. 

Menjaga kesehatan juga bermanfaat untuk memperkuat daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. Kalau sudah sakit repot sekali rasanya, karena hanya tinggal sendirian dan tidak bisa minta tolong siapa-siapa. Mau meminta bantuan rekan kerja atau sekolah takutnya merepotkan, mau tidak mau ya urus sendiri, tapi ya bakal repot sekali. Gak mau kan mengalami hal seperti itu? 

Belajar Secara Terus-Menerus

Merantau dapat menjadi peluang untuk terus belajar dan berkembang. Apalagi di zaman seperti ini kita dituntut untuk tidak mahir di satu kemampuan saja. Banyak jalan untuk mempelajari hal yang baru, baik itu melalui kursus, seminar, atau pengalaman sehari-hari. Semakin banyak hal yang dipelajari, maka akan memperkaya pengetahuan dan pola pikir kita yang bermanfaat tidak untuk saat ini, tetapi bisa untuk jangka panjang. 

Selain itu, mempelajari berbagai hal bisa dimanfaatkan sebagai lahan cuan untuk mencari penghasilan tambahan. Tentu saja ini bisa menambah pundi-pundi tabungan dan bisa digunakan untuk mempersiapkan dana darurat guna mengantisipasi kejadian yang tidak terduga.

Merantau dapat menjadi perjalanan hidup yang penuh dengan pelajaran berharga. Dengan membangun kebiasaan positif yang sudah dijelaskan di atas, semoga kita dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai keberhasilan dalam menjalani kehidupan di tempat baru. Aamin

Kalau teman-teman sendiri apakah memiliki kebiasaan sendiri ketika merantau? Komen di bawah yaaa!!

12 komentar

  1. Jangan lupa ketika merantau harus cepat adaptasi dan cari teman baru ya supaya gak kangen kampung halaman.

    BalasHapus
  2. Pertama kali Merantau tuh yang paling berasa adalah kesepian hiks. Sedih banget jauh dari keluarga. Jadi hal pertama yang harus dikuatkan adalah perasaan bahagia dan selalu Bersama. Meski yak selalu ada di depan mata. Kuat2nya anak perantau.

    BalasHapus
  3. Saat merantau saya harus bawa senjata makanan dari tempat asal saya. Soal lidah agak susah berkompromi, atau belajar agar bisa memasak sendiri.

    BalasHapus
  4. Terima kasih untuk tipsnya kak, sangat bermanfaat untuk aku yang juga perantaunya. Sampai saat ini aku juga masih merasakan trial dan errornya ketika menjadi anak kos. Tapi yaudah gpp, dari pengalaman itu kan kita bisa belajar.

    BalasHapus
  5. Merantaulah karena kamu akan tahu indahmya dunia diluar sana. Yang menyedihkan saat merantau itu di saat kita sakit atau ada keluarga yang sakit. Inginnya lari pulang saja.

    BalasHapus
  6. Entah kenapa kalau merantau jauh lebih strong dibanding di rumah. Karena merantau mayoritas mengandalkan diri sendiri

    BalasHapus
  7. Jujurly, aku belum pernah merantau jauh jadi belum teruji ya hehehe, salut dengan para perantau, mentalnya sudah teruji ya, jauh dari orang tua dan saudara

    BalasHapus
  8. Mau nggak mau kalau sudah jadi anak rantau harus bisa mandiri, ya. Aku yang merantau cuma beda kabupaten Blitar dan kota Blitar aja rasanya pengen pulang kampung terus tiap minggu. Wkwk

    BalasHapus
  9. Hal yang sangat ingin aku ulang saat merantau ialah mampu untuk menyesuaikan budget baik itu pemasukan dan pengeluaran, berat banget emang...
    tulisannya bagus nih, bisa jadi referensi untuk adik-adik yang akan merantau dalam waktu dekat

    BalasHapus
  10. berasa khatam kalau ngebahas habit saat merantau, hhhhe. Merantau dalam lintas kota atau provinsi masih mending ya. Kalau yang ke luar negeri ini, Masha Allah perjuangannya. Semoga yang sedang merantau tetap happy, enjoy dan apa yang diimpikan terwujud

    BalasHapus
  11. Walau hidup merantauku masih antar kota tp terasa sekali penyesuaiannya. Biasa apa-apa udah terima enak tanpa mikir mau makan apa, ketika di perantauan selain memastikan urusan manajemen diri tapi juga memastikan sampai ketemu uang berikutnya urusan makan itu aman

    BalasHapus
  12. Hmmm..aku ngebayangin merantau tuh udah luar negeri aja, hihihi. Sebagai anak perantauan, skill bertahan hidup, adaptasi dan melakukan apa-apa sendiri itu juga penting. Kalau manajemen waktu dan keuangan itu akan terasah saat kita di perantauan.

    BalasHapus