3 Pertanyaan Untuk Membangun Habits


Setiap pergantian tahun identik dengan hal-hal yang berbau semangat baru. Di mana hal tersebut sering kali ditemui dengan tujuan agar kehidupan tahun ini menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Tentunya semua orang ingin menjadi lebih sukses dan ingin hidup enak. Oleh karena itu, banyak proses yang harus dilalui, salah satunya adalah membangun kebiasaan. 

Kebiasaan atau bisa disebut dengan habits merupakan salah satu kegiatan yang selalu dilakukan setiap saat secara otomatis tanpa kita sadari. Bisa dibilang habits menjadi salah satu bagian dari hidup yang tak bisa dipisahkan. Jika sekali saja tidak dilakukan maka hidup akan terasa hampa atau ada yang aneh. 

Misalnya, setiap pagi setelah sarapan selalu menggosok gigi. Ketika sekali saja tidak menggosok gigi setelah sarapan maka mulut akan terasa aneh karena tidak melakukan kebiasaan yang sering dilakukan setelahnya. Kurang lebih seperti itulah gambaran dari habits. 

Secara sekilas habits itu terlihat mudah karena dilakukan terus-menerus tanpa henti. Padahal, untuk membangun habits dibutuhkan niat yang serius dan persiapan yang matang. Kenapa begitu? Karena berdasarkan pengalamanku untuk membangun habits sungguh berat, apalagi jika tidak dilakukan sekali maka rasa malas akan timbul sehingga ke depannya tidak konsisten.

Oleh karena itu dibutuhkan sesuatu yang bisa memompa semangat atau membantu memotivasi diri agar terus membangun habits. Itulah yang hal kurasakan ketika ingin membangun habit, tak sengaja menemukan salah satu tips yang menurutku cukup oke dari buku karya Felix Siaw yang berjudul How to Master Your Habits. Di buku tersebut ada dijelaskan bagaimana cara untuk memulai membangun habit yang bisa dimulai dari beberapa pertanyaan.

What?



What do i want exactly? Apa yang benar-benar saya inginkan? 

Pertanyaan ini memiliki makna untuk menentukan tujuan dengan jelas. Dengan begitu, akan mudah untuk menentukan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, semakin kuat tujuan seseorang, maka semakin kuat juga keinginan atau motivasi untuk melakukan suatu aktivitas agar hal tersebut bisa tercapai. 

Menjawab pertanyaan ini pun akan membuat hidup semakin menarik dan tidak menjadi rutinitas yang membosankan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tujuan yang ingin dicapai harus hal yang positif ya. 

Why?



Why must i do this? Kenapa saya harus melakukan ini? 

Setelah tahu apa yang ingin dicapai, muncullah pertanyaan berikutnya yaitu Why. Pertanyaan ini bertujuan untuk memastikan apakah yang ingin dicapai benar-benar bisa dilakukan apa tidak. Untuk mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang terjadi ketika tujuan yang sudah dijawab pada pertanyaan sebelumnya itu tercapai dan apa yang terjadi jika tidak tercapai.

Dengan membayangkan hal tersebut, setidaknya akan lebih memberikan alasan yang kuat untuk terus membangun habits agar apa yang dinginkan bisa tercapai. 

How?



How to achieve that? Bagaimana caranya untuk mencapainya?

Ketika sudah mendapatkan jawaban atas apa yang ingin dicapai dan alasannya, selanjutnya adalah langkah apa saja yang bisa diambil. Percuma ketika memiliki keinginan dan alasan yang kuat, tetapi tidak dibarengi dengan langkah yang tepat. Oleh karena itu, pelru dipikirkan kira-kira apa yang bisa dilakukan agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan bertanya kepada atau melakukan sendiri melalui trial and eror. Dengan begitu habits pun akan terbangun. 

Ambil contoh seorang pemain bola ingin memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Dari sini sudah terjawab pertanyaan "What" yaitu ingin mahir menggiring bola. Kemudian dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan "Why", Kenapa ingin mahir menggiring bola? Ambil jawaban misal karena ingin bisa membawa bola hingga ke depan gawang dengan mudah meski dihadang pemain kuat sekalipun. Memiliki jawaban atas pertanyaan "Why" yang kuat membuat pemain bolat tersebut tetap termotivasi agar tujuannya tercapai.

Terakhir adalah "How", bagaimana cara untuk menguasai kemampuan menggiring bola? Sesuai penjelasan sebelumnya, untuk menjawab pertanyaan ini adalah terus mencoba berbagai cara alias trial and error atau bertanya dengan orang yang berpengalaman.

Misal, cara pertama adalah mencoba menggiring bola terus-menerus tanpa henti selama satu jam penuh, ketika dirasa kurang efektif barulah mencari cara baru seperti menambahkan beberapa halangan agar saat berlatih seperti keadaan sesungguhnya. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu akan mendapatkan cara yang cocok dan tentu saja harus dilakukan terus menerus agar berhasil.

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa membangun kebiasaan atau habits tidak hanya sekedar niat saja, tetapi dibutuhkan persiapan yang matang agar tetap termotivasi dalam melakukannya. Selain itu, harus dilakukan terus menerus agar terbiasa. Yuk bangun kebiasaan agar menjadi lebih baik.



9 komentar

  1. Artikelnya cocok banget nih dengan aku yang sedang mencoba membiasakan hal baru. Hal yang paling sulit menurutku adalah how. Karena di sini kita mencoba berbagai cara apa yang tepat dengan diri kita. Terima kasih untuk tulisannya kak.

    BalasHapus
  2. Pernah denger katanya orang sukses itu karena menjalankan habitsnya dengan konsisten. Menjalankan habits awalnya memang terasa sulit, tapi kalau dijalani dengan konsisten lama-lama terbiasa dan ringan dijalankannya tanpa merasa terbebani.

    BalasHapus
  3. Aku setuju banget kalau membangun kebiasaan atau habits tidak hanya sekedar niat saja, emang butuh big why sih menurut aku. Percuma aja kalau nggak ada motivasi, nggak akan konsisten habitnya. TFS Kak, aku jadi pengen baca full bukunya.

    BalasHapus
  4. sepakat, karena kalau sekedar niat saja hanya akan berhenti pada niat, kadang yang paling menguatkan adalah mengapa dan bagaimana caranya, ini kalau untuk saya sih

    BalasHapus
  5. Konsisten emang keliatannya mudah padahal susaaaaahnya minta ampun. Motivasi emang penting banget buat jaga mood, dan cara kita nglakuin bisa dimodifikasi biar ga bosen.

    BalasHapus
  6. Nah ini cocok banget artikelnya buat aku, aku pengen juga membangun kebiasaan baru.

    BalasHapus
  7. Habis baca artikel ini, jadi tanya ke diri sendiri, 'how to achieve that?'

    BalasHapus
  8. dan, untuk membangun habits, minimal dilakukan selama 21 hari untuk mengetahui sejauh mana konsistensi. ya nggak sih ?

    BalasHapus
  9. setuju.. kalo sudah terbiasa melakukan sesuatu pasti kalo gak dilakukan seperti ada yang hilang.. ngena banget bacanya pas dicontohin ke kebiasaan gosok gigi setelah sarapan. betul deh, ketika sekali saja tidak menggosok gigi setelah sarapan, rasanya mulut ini gak bisa kebuka..

    BalasHapus